Cari Blog Ini

Selasa, 08 Maret 2011

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bayam merupakan sayuran yang telah lama dikenal dan dibudidayakan secara luas oleh petani di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di negara lain. Penyebaran tanaman bayam di Indonesia telah meluas ke seluruh wilayah, tetapi sampai saat ini pulau Jawa merupakan sentra produksinya. Hampir semua orang mengenal dan menyukai kelezatan bayam. Rasanya enak, lunak, dapat memberikan rasa dingin dalam perut dan dapat memperlancar pecernaan. Umumnya tanaman bayam dikonsumsi bagian daun dan batangnya (Bandini dan Azis,2001).
Bayam (Amaranthus sp.) berasal dari Amerika tropik. Oleh karenanya, penyebaran tanaman ini banyak di daerah-daerah beriklim tropik, termasuk Indonesia. Walaupun demikian, sayuran ini juga menyebar ke daerah beriklim sedang. Tanaman bayam mempunyai atau sumber zat besi. Namun, sayuran ini juga banyak mengandung vitamin A dan mineral lain, yaitu kalsium (Ca). Jumlah kalori yang dikandungnya adalah 36 kalori per 100 g bahan (Novary,1997).
Bayam mempunyai kandungan karetenoid yang tinggi. Zat ini dapat bertindak sebagai pencegah kanker. Selain itu, bayam juga kaya akan klorofil yang mempunyai kekuatan menghalangi mutasi sel yang merupakanlangkah pertama pembentukan kanker. Bayam membuktikan bahwa juice bayam paling berpotensi sebagai pencegah kanker. Dengan mengkonsumsi setengah cangkir bayam sehari akan mengurangi resiko terkena kanker,terutama kanker paru-paru (Wirakusumah,1998).
Sayuran bayam memang khas di daerah tropis. Pertumbuhannya secara normal amat cepat. Dalam waktu kurang dari satu bulan bayam sudah bisa dipanen. Bayam diperbanyak melalui biji. Hanya biji bayam yang tua yang baik dijadikan benih. Bila benih masih muda, daya tahan simpannya hanya sebentar dan daya tumbuhnya cepat menurun. Benih yang berasal dari tanaman yang berumur sekitar tiga bulan daya simpannya dapat mencapai satu tahun. Benih diperoleh dengan membiarkan keberapa batang tanaman hingga berbunga dan berbuah. Buah dijemur hingga kering lantas dirontokkan. Kebutuhan benih bayam per 10 m2 adalah 2 – 5 gram (Nazaruddin, 2000).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi tanaman bayam (Amaranthus sp.) terhadap pemberian pupuk NPK.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Van Steenis (1978), mengklasifikasikan tanaman bayam (Amaranthus sp.) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Amaranthales
Family : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus sp.
Bentuk tanaman bayam adalah terna (perdu), tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 – 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar dangkal pada kedalaman antara 20 - 40 cm dan berakar tunggang (Bandini dan Aziz, 2001).
Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air, tumbuh tinggi diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang yang keras berkayu dan bercabang banyak. Bayam kadang-kadang berkayu dan bercabang banyak (Van Steenis, 1978).
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap (kasar) dan kadang berduri (Azmi, 2007).
Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4 – 5 buah, benang sari 1 – 5, dan bakal buah 2 – 3 buah. Bunga keluar dari ujung-ujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat unisexual yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung dengan bantuan angina dan serangga (Nazaruddin, 2000).
Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat tua sampai m mengkilap sampai hitam Kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang bijinya merah. Setiap tanaman dapat menghasilkan biji kira-kira 1200 – 3000 biji/gram (Wirakusumah, 1998).
Syarat Tumbuh
Iklim
Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembaban. Bayam banyak ditanam di dataran rendah hingga menengah, terutama pada ketinggian antara 5 – 2000 m dpl. Kebutuhan sinar matahari untuk tanaman adalah tinggi, berkisar antara 400 – 800 foot candles yang akan mempengaruhi pertumbuhan optimum dengan suhu rata-rata 20˚C - 30˚C, curah hujan antara 1000 – 2000 mm, dan kelembaban diatas 60%. Drainase tanah harus sudah diperhatikan meskipun tanaman bayam tahan terhadap air hujan. Untuk itu, bedengan dibuat lebih tinggi disbanding dengan penanaman saat musim kemarau, yaitu setinggi ± 35 cm. Sebaliknya pada musim kemarau, penyiraman harus dilakukan secara teratur (Bandini dan Azis, 2001).
Tanaman bayam dapat tumbuh kapan saja baik pada waktu musim hujan ataupun kemarau. Tanaman ini kebutuhan airnya cukup banyak sehingga paling tepat ditanam pada awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober – November. Bisa juga ditanam pada awal musim kemarau, sekita bulan Maret – April (Nazaruddin, 2000).
Tanah
Bayam sebaiknya ditanam pada tanah yang gembur dan cukup subur. Apalagi untuk bayam cabut, tekstur tanah yang berat akan menyulitkan produksi dan panennya. Tanah netral ber-pH antara 6 – 7 paling disukai bayam untuk pertumbuhan optimalnya (Nazaruddin, 2000).
Tanah yang subur dan bertekstur gembur serta banyak mengandung bahan organik paling disukai tanaman bayam. Pada tanah yang tandus dan liat, bayam masih dapat tumbuh dengan baik jika dilakukan penambahan bahan organik yang cukup banyak. Pada tanah yang ber-pH dibawah kisaran 6-7, tanaman bayam sukar tumbuh. Tanaman akan menunjukkan pertumbuhan yang merana bila pH tanah dibawah 6. Begitu pula pada pH diatas 7, tanaman akan mengalami gejaja klorosis (warna daun menjadi putih kekuning-kuningan terutama pada daun-daun yang masih muda). Jenis bayam tertentu masih dapat tumbuh pada tanah-tanah alkalin (basa). Tanaman bayam tidak memilih jenis tanah tertentu (Murtensen and Bullard, 1970).
Pupuk NPK
Pupuk Nitrogen (N0 diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion ammonium (NH4+). Nitrogen tidak tersedia dalam bentuk mineral alami seperti unsur hara lainnya. Jika terjadi kekurangan (defisiensi) nitrogen, tanaman tumbuh lambat dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda. Nitrogen juga dibutuhkan untuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Karena itu nitrogen dibutuhkan dalam jumlah besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Tanpa suplai nitrogen cukup, pertumbuhan tanaman baik tidak akan terjadi. Kekurangan unsur hara N akan menunjukkan gejala pada tanaman seperti pertumbuhan yang kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun menjadi warna kuning pucat. Kuningnya warna daun dimulai dari daun tua baru kemudian pada daun muda (Hasibuan, 2006).
Kadar P dalam pupuk dinyatakan dalam P2O5. Unsur P diserap tanaman dalam bentuk H2PO4- atau HPO42-. Penyerapan pupuk ini oleh tanaman memerlukan waktu cukup lama seperti pupuk alam yang lain. Posfor berperan penting dalam transfer energi di dalam sel tanaman, misalnya ADD, ATP, beperan dalam pembentukan membran sel terutama terhadap stabilitas struktur dan informasi makromolekul. Bila tanaman kekurangan hara P, maka berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, seperti pertumbuhan yang kerdil, hal ini terjadi karena pembelahan sel terganggu. Warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun. Hal yang semacam ini jelas terlihat pada tanaman yang masih muda (Rosmarkam & Yuwono, 2002).
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk K+. Tanah mengandung 400 – 500 kg kalium untuk setiap 93 m2. Kalium berperan dalam efisiensi penggunaan air, meningkat ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif, menambah rasa manis pada buah, memperluas pertumbuhan akar. Gejala kekurangan kalium adalah daun mulai kelihatan lebih tua, batang dan cabang lemah dan mulai rebah, biji buah kusut dan muncul warna kuning di pinggir dan di ujung yang sudah mengering dan rontok. Unsur hara K di dalam tubuh tanaman bersifat agak mobil, sehingga gejala kekurangannya lebih cepat terlihat pada daun-daun tua, karena K pada daun tua disedot ke daun-daun muda. Karena salah satu fungsi K dalam pembentukan pati dan sebagai transportasi karbohidrat hasil fotosintesis, maka bila tanaman kekurangan K daun akan bercak-bercak coklat seperti terbakar. Warna coklat bermula dari pinggir daun dan menuju tulang-tulang daun (Hasibuan, 2008).
Pupuk diberikan setelah penanaman. Pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk N sebanyak 100 – 200 kg/ha. Berikan pupuk 1 kali pada dua minggu pertama setelah tanam. Contoh dari pupuk NPK adalah NPK Mutiara dengan kandungan N = 16%, P = 16%, dan K = 16% dan berwarna ungu (Azmi, 2007).
Dengan menggunakan unsur hara yang ada pada pupuk, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan dengan unsur hara lainnya dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau terhenti sama sekali (Sutanto, 2004).


BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Percobaan ini dilakukan di lahan Dasar Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 25m dpl dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2009.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah benih bayam sebagai objek pengamatan, pupuk NPK mutiara menyukupi unsur hara tanaman, dan air untuk menyiram tanaman.
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk mengolah lahan dan penyiangan gulma, meteran untuk mengukur lahan, jarak tanam, gembor sebagai alat menyiramkan air, timbangan untuk menimbang berat kangkung per sampel, tali untuk mengukur lahan serta penanda jarak tanam, alat tulis untuk menulis data, dan kalkulator untuk menghitung data tanaman, plank sebagai penanda lahan, dan parameter sebagai penanda sampel.
Metode Penelitian
Metode percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan empat taraf yaitu :


Kontrol (tanpa pemupukan)
N1 (200 kg/ha)
N2 (300 kg/ha)
N3 (400 kg/ha)
Data yang dikumpulkan, di analisis dengan sidik ragam linier sebagai berikut :
Yij = µ +ρi +αj+ Σij
Dimana : Yij = hasil pengamatan pada blok ke- i yang diberi pH perlakuan pupuk NPK pada perlakuan ke- j
μ = nilai rata-rata yang sebenarnya
ρi = pengaruh blok ke–i
αj = pengaruh dari perlakuan pemberian pupuk NPK pada blok ke-j
Σij = pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pemberian pupuk NPK pada pelakuan ke-j
Jika dari hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)


PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
Pengolahan lahan tanaman kangkung sama halnya dengan tanaman lainnya. Lahan diolah dengan menggunakan cangkul dengan membolak-balik tanah agar tercapai struktur tanah yang diinginkan. Di batasi ukuran lahan 2 x 2,5 meter dengan membuat drainase dengan lebar antar blok 50 cm, antar plot 30 cm dengan kedalaman 25 cm. Dengan jarak tanam 10 x 10 cm.
Aplikasi Kompos
Setelah dilakukan pembalikan ataupun pengolahan tanah kemudian dilakukan pemberian kompos kesetiap petakan, dengan setiap petakan satu bungkus atau 5 kg kompos dengan cara menaburkannya semua ke lahan sampai merata agar tanah yang akan ditanami menjadi subur.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam ± 2 cm, setiap lubang tanam di tanam 3 benih bayam dengan jarak tanam 10 x 12 cm, dengan jarak tiap baris 20 cm.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan tiap hari pada sore hari dengan menggunakan gembor atau dikondisikaan dengan curah hujan.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara kultur teknis yang disesuaikan dengan kondisi gulma di lahan penyiangan dilakukan dengan cara menyangkul, atau dengan menyabut gulma dengan tangan.
Aplikasi Pupuk NPK
Aplikasi pupuk dilakukan dengan meletakkan pupuk pada barisan tanaman di dekat akar tanaman. Pemupukan dilakukan sesuai kombinasi perlakuan yang ditentukan.
Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman mulai di ukur dari pangkal batang tanaman hingga ujung daun yang telah di kuncupkan keatas. Pengamatan dilakukan seminggu sekali hingga seminggu sebelun pemanenan. Pengukuran dilakukan setelah tanaman berumur 2 MST.
Jumlah Daun (Helai)
Penghitungan daun tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu. Penghitungan ini dilakukan setiap minggunya. Cara pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah daun tanaman bayam yang telah membuka sempurna.



Produksi per Plot (g)
Produksi per plot diambil dari seluruh tanaman yang ada di plot. Tanaman diambil dari akar hingga ujung tanaman kemudian di timbang seluruh tanaman yang dipanen.
Produksi per Hektar (ton)
Produksi per hektar dihitung dengan rumus rata-rata sampel dikali dengan populasi. Populasi dapat dihitung dengan cara luas lahan 1 ha (10.000 m2) dibagi dengan jarak tanam.



HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), produksi per plot (kg), dan produksi per ha (ton) pada 2, 3, 4, 5, 6 MST.
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman berpengaruh nyata terhadap pemberian pupuk NPK mutiara pada 2, 3, 4, 5, 6 MST.
Jumlah Daun (helai)
Jumlah daun berpengaruh nyata terhadap pemberian pupuk NPK mutiara pada 2, 3, 4, 5, 6 MST.
Produksi per plot (g)
Produksi per plot berpengaruh nyata terhadap pemberian pupuk NPK mutiara pada 2, 3, 4, 5, 6 MST.
Produksi per ha (ton)
Produksi per hektar berpengaruh nyata terhadap pemberian pupuk NPK mutiara pada 2, 3, 4, 5, 6 MST.



Rataan tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel berikut:





Dari tabel 1 diketahui bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan N3, yaitu 40,98 cm dan terendah pada perlakuan N0, yaitu 10,87 cm.
Hubungan antara pupuk NPK mutiara dengan parameter tinggi tanaman bayam 6 MST dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar berikut:







Rataan jumlah daun dapat dilihat pada tabel berikut:






Dari tabel 2 diketahui bahwa rataan jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan N3, yaitu 24,75 dan terendah pada perlakuan N0, yaitu 11,43.
Hubungan antara pupuk NPK mutiara dengan parameter jumlah daun bayam 6 MST dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar berikut:








Rataan produksi per plot dapat dilihat pada tabel berikut:





Dari tabel 3 diketahui bahwa rataan produksi per plot tertinggi terdapat pada perlakuan N3, yaitu 1297,60 g dan terendah pada perlakuan N0, yaitu 329,00 g.
Hubungan antara pupuk NPK mutiara dengan parameter produksi tanaman bayam per plot dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar berikut:







Rataan produksi per Ha dapat dilihat pada tabel berikut:






Dari tabel 4 diketahui bahwa rataan produksi per Ha tertinggi terdapat pada perlakuan N3, yaitu 12,98 dan terendah pada perlakuan N0, yaitu 3,29 g.
Hubungan antara pupuk NPK mutiara dengan parameter produksi tanaman bayam per Ha dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar berikut:








Pembahasan
Dari hasil percobaan didapat bahwa tinggi tanaman dan jumlah daun berpengaruh nyata terhadap pemberian pupuk NPK mutiara, hal ini disebabkan karena pupuk NPK mutiara mengandung unsur N yang berperan dalam pertumbuhan tanaman khususnya pembentukan tunas dan perkembangan batang dan daun. Hal ini esuai dengan literatur Hasibuan (2006) yang menyatakan bahwa nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun.
Produksi per plot dan produksi per Ha berpengaruh nyata terhadap pemberian pupuk NPK mutiara karena unsur hara pada pupuk NPK sangat mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman kangkung baik pada tinggi tanaman maupun jumlah daunnya sehingga mengakibatkan jumlah produksi yang besar. Hal ini sesuai dengan literatur Sutanto (2004) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan unsur hara yang ada pada pupuk tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan dengan unsur hara lainnya dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau terhenti sama sekali.













KESIMPULAN
1.Pemberian pupuk NPK mempengaruhi pertumbuhan tanaman bayam, seperti tinggi tanaman dan jumlah daun.
2.Kekurangan unsur hara pupuk akan mengakibatkan penurunan produksi
3.Produksi per plot dan produksi per Ha tergantung pada pertumbuhan vegetatif tanaman bayam
4.Unsur N berperan dalam pembentukan tunas dan perkembangan batang dan daun
5.Kekurangan unsur N mengakibatkan pertumbuhan tanaman yang kerdil












DAFTAR PUSTAKA
Azmi, C.2007.Menanam Bayam & Kangkung.Dinamika Pratama.Jakarta.
Bandini, Y dan N. Azis.2001.Bayam.Penebar Swadaya.Jakarta.
Hasibuan, B.E.2006.Ilmu Tanah.FP USU.Medan.
____________2008.Pupuk dan Pemupukan.FP USU.Medan.
Murtensen, E dan F.T. Bullard.1970.Handbook of Tropical and Subtropical Horticulture.Department of State Agency for International Development.Washington D.C.
Nazaruddin.2000.Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.Penebar Swadaya.Jakarta.
Novary, E.W.1997.Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar.Penebar Swadaya.Jakarta.
Kesuburananah.Kanisius.Yogyakarta.
Rosmarkam,A dan N.A.Yuwono.2002.Ilmu Kesuburan Tanah.Kanisius.
Yogyakarta.
Sutanto, R.2004.Penerapan Bahan Organik.Kanisius.Yogyakarta.
Van Steenis, C.G.G.J.1978.Flora UGM Press.Yogyakarta.
Wirakusumah, E,W.1998.Buah dan Sayur untuk Terapi.Rineka Cipta.Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar